DaerahHead Line NewsPolitik & Pemerintahan

Cegah Pernikahan Usia Anak, Novi Hardini Harapkan Semua Pihak Miliki Pola Pendekatan yang Sama Berikan Edukasi

Trenggalek, megapos.co.id – Peringatan Hari Ibu tidak harus hanya diperingati setahun sekali, namun kapan pun dapat dilakukan untuk memperingati esensi perempuan dalam pembangunan.

Hal itu disampaikan Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Trenggalek Novita Hardini, S.E., saat hadiri koordinasi pencegahan kekerasan dan komitmen nol perkawinan usia anak di Pendhapa Manggala Praja Nugraha, Senin (21/11/2022).

“Kita jadikan momentum ini setiap hari dalam setiap hidup kita bahwa kita terlahir di dunia ini dengan banyak sekali tujuan yang harus kita capai, banyak sekali pengorbanan yang harus kita berikan,” ungkapnya.

Menurut Novita, sebagai perempuan harus bisa menghadirkan ruh, hati dan jiwa di dalam keluarga. Karena dalam pembangunan semuanya dimulai dari lingkup terkecil yaitu keluarga.

Demikian halnya dalam setiap gerakan, ketika ada ruh yang dibangun maka komitmen akan lahir dengan sendirinya. Jika komitmen sudah lahir, keberlanjutan akan terwujud.

“Jadi setiap gerakan, setiap pilihan kebijakan, setiap sentuhan yang kita lakukan, turun ke masyarakat jangan pernah lupakan semua harus dimulai dari jiwa kita dulu,” ucap istri Bupati Trenggalek itu.

Tema besar pembangunan Kabupaten Trenggalek saat ini antara lain mengusung pengentasan kemiskinan pada perempuan dan kelompok rentan. Selain itu permasalahan stunting juga masih menjadi isu prioritas di dalamnya.

Dijelaskan oleh Novita, ketika banyak anak mengalami stunting atau mendapatkan pola asuh yang tidak tepat, maka akan kehilangan pondasi utama bangsa.

Selain itu, inisiator Sepeda Keren itu juga menekankan bahwa parenting tidak hanya berfokus pada tanggung jawab ibu semata. Pun dalam hal edukasi, seorang ayah juga harus ikut terlibat di dalamnya.

“Kalau kita ingin mengedukasi, stop pernikahan usia anak,” tegas Novita.

“Jangan edukasi hanya kepada anak perempuannya saja, tapi edukasi ke laki-lakinya juga, apa dan bagaimana seorang remaja memaknai sebuah cinta, mensimulasi apa tujuan mulia dari sebuah pernikahan,” sambungnya. (Sdr/Kominfo)