Gagal Panen, Petani di Tulungagung Rugi Miliaran Rupiah
Tulungagung, megapos.co.id – Akibat hujan deras yang melanda Kabupaten Tulungagung beberapa waktu yang lalu, petani terancam gagal panen atau puso. Hal ini karena lahan persawahan digenangi air.
Suprapti, Kepala Dinas Pertanian Holtikultura Kabupaten Tulungagung melalui Koordinator Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Gatot Rahayu mengatakan, sekitar 1.121 hektare tanaman padi yang terkena banjir, dan 145 hektare tanaman padi yang terancam gagal panen atau puso.
Itu terjadi di 2 kecamatan, yakni Kecamatan Campurdarat dan Sumbergempol. Rata-rata usia tanaman padi yang mengalami gagal panen tersebut baru berumur 15 hari hingga 1 bulan masa tanam.
“Total kerugian mencapai Rp 5, 7 miliar dengan produksi 7 ton perhektare,” ucap Gatot, Selasa (12/3/2019).
Dijelaskan, selain tanaman padi, gagal panen juga dialami tanaman melon 7 hektare, tanaman 20 hektare, tanaman kacang panjang 5 hektare, dan bawang merah 9 hektare yang tersebar di 12 kecamatan.
Untuk itu, lanjut Gatot, pihaknya akan terus memberikan penyuluhan bagi petani yang lahannya terdampak banjir. Pemkab Tulungagung akan memberikan bantuan berupa benih padi kepada para petani sehingga kerugian tidak terlalu besar.
Selain itu juga akan memberikan bantuan kepada petani berupa pompa air, untuk menyedot air di lahan yang terdampak banjir.
“Diperkirakan bulan April minggu ke tiga akan panen raya sebanyak 45.000 hektare dari 57.500 hektare lahan pertanian,” paparnya.
Gagal panen juga dialami Makin (60), petani asal Kecamatan Rejotangan lantaran sawahnya terendam air akibat hujan lebat beberapa waktu yang lalu.
“Akibat hujan deras, tanaman padi yang berumur 1 bulan dengan luas 200 meter persegi terendam air,” ucapnya.
Ia menambahkan, banjir tersebut diakibatkan karena aliran sungai dari lereng Alam Kandung tidak bisa terbendung sehingga air meluber ke persawahan.
“Curah hujan yang lebat mengakibatkan debit air sungai dari Alam Kandung meluber dan mengalir ke lahan persawahan warga,” katanya.
Reporter : Agus Budiyanto
Editor : M. Hartono