Ketua DPRD Nganjuk Geram, Pelayanan RSUD Dinilai Buruk
Nganjuk, megapos.co.id – Fakta baru ditemukan dalam Setandar Operasional Prosedur (SOP), dalam penanganan jenazah di RSUD Nganjuk. Hal ini diketahui dari keterangan orang tua korban bayi tertukar jenis kelamin, Fery Sujarwo dan Arum Rosalia.
“Saya membawa mayat anak saya dengan terbungkus kain jarik, dalam gendongan menaiki sepeda motor tanpa surat keterangan kematian,” kata Fery, Rabu (02/09).
Dijelaskan, dirinya setelah diberi tahu oleh pihak rumah sakit, bahwa anaknya telah meninggal hanya disuruh membawa kain jarik. Kemudian dirinya agar mengambil bayi agar segera dibawa pulang untuk dimakam, dengan pembungkus kain jarik maka bayi saya bawa pulang.
“Saya ambil anak saya di luar ruangan inkubator, bukan berada di kamar mayat”, ucapnya.
Ditambahkan, mengenai surat menyurat termasuk surat kematian maupun surat jalan, dirinya tidak mendapatkan selembarpun dari RSUD Nganjuk.
“Saya membawa pulang tanpa disertai surat jalan maupun surat kematian, apalagi ada ambulan saya hanya dibonceng dengan sepeda motor,” keluh Fery.
Sementara di tempat terpisah, Ketua DPRD Nganjuk Tatit Heru Tjahyono, sangat prihatin sekaligus geram dengan kejadian bayi tertukar jenis kelamin.
“Secara teknis DPRD akan persiapkan tim investigasi melalui komisi 4, pihak-pihak terkait akan kita perintahkan untuk memanggil secepatnya,” ungkap Tatit.
“Saya akan perintahkan Komisi 4 secepatnya memanggil dan membentuk tim investigasi, saya tegaskan secepatnya dan digelar terbuka bersama seluruh media”, tandas Tatit.
Dari berbagai pemberitaan, merupakan kejadian buruk di institusi RSUD Nganjuk, karena insiden ini maka citra pelayanan akan semakin terpuruk di hadapan masyarakat.
Mengenai fasilitas yang diberikan kepada masyarakat meskipun sudah menjadi jenazah harus menjadi prioritas khusus bukan sebaliknya.
“Kalau memang benar dari hasil investigasi jenazah pulang tanpa mobil ambulan itu kesalahan fatal bagi RSUD”, tegasnya.
Dijelaskan, saat ini pemerintah sudah membebaskan refocusing untuk Rumah Sakit dan Pendidikan, hanya sekedar mobil ambulan RSUD tidak bisa menyediakan.
“Saya anggap ironis puluhan ambulan di Nganjuk, membiarkan jenazah pulang dengan dibungkus jarik tanpa upaya RSUD Nganjuk”, pungkas Tatit.
Reporter : Wahyu Endyk
Editor : M Hartono