Cegah Stunting Melalui Intervensi Gizi Spesifik dan Sensitif
Nganjuk, megapos.co.id – Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Stunting mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan otak. Anak stunting juga memiliki risiko lebih tinggi menderita penyakit kronis di masa dewasanya.
Pencegahan stunting sangat penting dilakukan melalui dua intervensi yakni intervensi gizi spefisik dan intervensi gizi sensitif.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Nganjuk, dr Ahmad Noeroel Cholis melalui Kasi Kesling Kesorga Bidang Kesmas, I K Wijayadi mengatakan intervensi gizi spesifik untuk mengatasi penyebab langsung dan intervensi gizi sensitif untuk mengatasi penyebab tidak langsung.
“Selain mengatasi penyebab langsung dan tidak langsung, diperlukan pendukung yang mencakup komitmen dan kebijakan untuk pelaksanaan, keterlibatan pemerintah dan lintas sektor, serta kapasitas untuk melaksanakan,” ungkap Ikhrom sapaan akrab I K Wijayadi saat Workshop STBM Pilar 3 Bagi Kader Posyandu di Kelurahan Kapas Kecamatan Sukomoro, Senin (19/10/2020).
Menurutnya, intervensi gizi spesifik merupakan kegiatan yang langsung mengatasi terjadinya stunting seperti asupan makanan, status gizi ibu, dan penyakit menular. “Untuk program gizi, nantinya kita akan mengawal Ibu-Ibu di Posyandu memberikan pemahaman tentang asupan gizi yang sehat untuk balita,” katanya.
Sedangkan intervensi gizi sensitif, kata Ikhrom, mencakup pemberdayaan masyarakat yaitu melatih kader dalam bentuk workshop atau studi banding untuk belajar berinovasi dalam rangka menurunkan stunting.
“Selain itu, di bidang kesehatan lingkungan, mengintervensi dari sisi STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) yaitu melalui kegiatan workshop implementasi 5 pilar STBM, setelah itu kita praktek di lapangan,” katanya.
Adapun 5 pilar STBM meliputi hidup bersih dan sehat dengan membuang air besar di jamban yang sehat, mencuci tangan dengan sabun, pengelolaan pangan yang aman dan sehat, mengelola sampah rumah tangga dan mengelola limbah rumah tangga.
Diketahui, Kelurahan Kapas Kecamatan Sukomoro dijadikan pilot project implementasi 5 pilar STBM. “Implementasi 5 lima pilar STBM ini nanti tujuannya akan mewujudkan Kampung STBM. Sehingga, harapannya, masyarakat Kelurahan Kapas betul-betul bisa menerapkan 5 pilar STBM,” tandasnya lagi.
Ia berharap dengan adanya kolaborasi intervensi gizi sensitif dan spesifik ini, nantinya bisa mempercepat penurunan stunting.
Reporter : Jumiati