Peringati Hari Pahlawan ke-76, Kejari dan IAD Nganjuk Gelar Baksos dan Ziarah di Makam Petilasan Menteri Soepeno
Nganjuk, megapos.co.id – Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan ke-76 tahun 2021, Kejaksaan Negeri (Kejari) Nganjuk beserta pengurus Ikatan Adhyaksa Dharmakarini (IAD) Daerah Nganjuk menggelar baksos dengan memberikan paket sembako kepada 25 orang lansia kurang mampu warga Desa Ngliman, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk.
Selain itu, juga melakukan ziarah makam petilasan Menteri Soepeno (Menteri Era Orde Lama/Kemerdekaan) dengan penanggung jawab, Kepala Kejari (Kajari) Nganjuk, Nophy Tennophero Suoth, SH, MH.
Acara dimulai dengan pembukaan oleh Kades Ngliman bertempat di kantor Desa Ngliman, Jumat (5/11/2021).
Dalam kesempatan itu, Kades Ngliman, Imam Widodo menyampaikan terimakasih kepada Kajari Nganjuk dan jajaran yang hadir di Balai Desa Ngliman dalam rangka kegiatan baksos.
“Terima kasih bapak Kajari dan jajaran yang telah memberikan perhatian khusus kepada warga kami terutama warga kami yang kurang mampu,” terang Imam Widodo.
Ia berharap, baksos berupa paket sembako ini, bisa bermanfaat bagi warga Desa Ngliman
“Ini merupakan salah satu bentuk sinergitas antara Pemerintah Desa Ngilman dengan Kejari Nganjuk,” pungkasnya.
Kajari Nganjuk, Nophy Tennophero Suoth menyampaikan bahwa dengan adanya pemberian paket sembako tersebut, diharapkan dapat membantu meringankan beban warga yang kurang mampu akibat adanya pandemi Covid 19 yang sampai saat ini masih belum berakhir.
Selain itu, kata Kajari, kegiatan ini juga sebagai wujud kepedulian Kejari Nganjuk beserta Pengurus IAD wilayah Kabupate Nganjuk dalam membantu pemerintah mengatasi dampak wabah Covid – 19.
“Terimakasih kepada bapak Kades Ngliman beserta perangkat desa yang telah memberikan tempat dan menyambut kami dari Kejari Nganjuk dalam rangka pemberian paket sembako kepada warga yang kurang mampu di Desa Ngliman,” katanya.
Menurut Nophy, kegiatan baksos ini merupakan rangkaian kegiatan peringatan Hari Pahlawan ke-76 tahun 2021 yang diselenggarakan oleh Kejari Nganjuk dan IAD Wilayah Nganjuk.
“Dengan kegiatan aksos dari Kejari Nganjuk ini diharapkan bisa membantu meringankan beban warga yang kurang mampu terutama para lansia yang kurang mampu akibat adanya pandemi Covid – 19,” ujar Kajari Nganjuk.
Selanjutnya, Kajari Nganjuk dan pengurus IAD Nganjuk beserta rombongan ziarah ke makam petilasan Menteri Soepeno (Menteri era Orde Lama/Kemerdekaan) di Dusun Ganter Desa Ngliman.
Dalam ziarah tersebut, Kajari Nganjuk beserta rombongan disambut langsung oleh abdi dalem petilasan Menteri era Orde Lama/Kemerdekaan.
Diketahui, Soepeno lahir di Pekalongan, salah satu kota pesisir di pantai utara Jawa Tengah, pada 12 Juni 1916. Ayahnya, Soemarno, adalah seorang pegawai rendah yang bekerja di perusahaan kereta api milik pemerintah kolonial Hindia Belanda di Tegal.
Usai menamatkan sekolah menengah atas di Algemeene Middelbare School (AMS) Semarang, Soepeno melanjutkan pendidikannya ke Technische Hogeschool Bandung (cikal bakal ITB). Namun, baru 2 tahun, ia memilih pindah kuliah ke Recht Hogeschool atau Sekolah Tinggi Hukum di Batavia.
Soepeno bergabung dengan Perkumpulan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI), lalu terpilih sebagai ketua. Ia juga memimpin Badan Permusyawaratan Pelajar-Pelajar Indonesia (Baperpi) sejak 1941 (Julinar Said, dkk., Ensiklopedi Pahlawan Nasional, 1995: 50).
Selama di Jakarta, Soepeno tinggal di asrama PPPI di Jalan Cikini Raya 71. Ia menjadi ketua pondokan tersebut. Di asrama itulah untuk pertama kalinya Soepeno bertemu langsung dengan Mohammad Hatta (Yus Sudarso, Pribadi Manusia Hatta, 2002:36).
Soepeno menikah dengan Kamsitin Wasiyatul Chakiki Danoesiswoyo. Hampir setahun berselang, pada Agustus 1943, pasangan ini dikaruniai seorang putri yang diberi nama Soepeni Joedianingsih.
Soepeno ditunjuk Bung Hatta sebagai Menteri Pembangunan dan Pemuda dan mulai bertugas sejak pada 29 Januari 1948.
Tanggal 19 Desember 1948, Agresi Militer Belanda II dilancarkan. Sasaran utamanya adalah Yogyakarta, ibukota RI kala itu. Sukarno, Hatta, Sjahir, dan beberapa pemimpin republik lainnya ditawan, lalu diasingkan ke luar Jawa.
Beruntung, Soepeno dan beberapa pejabat tinggi negara lainnya selamat dari penangkapan. Namun, mereka harus bergerilya lantaran terus dikejar pasukan Belanda. Soepeno lolos karena sedang bertugas di luar Yogyakarta, tepatnya di Cepu, Jawa Tengah
Pada 20 Februari 1949, Soepeno dan kawan-kawan menjejakkan kaki di Dusun Ganter, Nganjuk. Di dusun ini, mereka menginap di rumah warga dan berniat menetap selama beberapa hari sebelum melanjutkan perjalanan yang entah kapan akan berakhir
Sudah tiga hari Soepeno dan lima rekannya singgah di Dusun Ganter. Pagi itu, 23 Februari 1949, mereka berniat meneruskan perjalanan menuju kaki Gunung Wilis untuk bergabung dengan pasukan gerilya Jenderal Soedirman.
Pada 24 Februari 1949 Soepeno dan lima rekannya sedang mandi di Dusun Ganter Desa Ngliman namun saat itu ada pasukan Belanda yng kemudian menangkap mereka serta menembak mati Menteri Soepeno.
Jenazah Soepeno dan kawan-kawan dikebumikan di dusun tempat mereka dihabisi. Tepat setahun kemudian, pada 29 Februari 1950, jasad sang menteri dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan di Semaki, Yogyakarta.
Pemerintah RI menetapkan Soepeno sebagai Pahlawan Nasional pada 13 Juli 1970.
Selain kegiatan tersebut, dalam memperingati Hari Pahlawan ke-76 Tahun 2021 yg diperingati pada tanggal 10 November 2021 mendatang, Kejari Nganjuk juga mengadakan serangkaian kegiatan.
Diantaranya, lomba puisi musikali yang diikuti oleh pelajara SMA/SMK/MA dan sederajat, upacara Hari Pahlawan dan kegiatan donor darah yang akan dilaksanakan pada tanggal 11 Nopember 2021.
Editor : Jumiati