Ikut Vaksinasi, Pelajar di SMP Negeri 1 Tanjunganom Dapat Telur Rebus
Banyak cara yang dilakukan lembaga sekolah untuk menarik antusias peserta vaksinasi Covid – 19 khususnya pelajar agar semangat mengikuti vaksinasi Covid – 19. Seperti yang terjadi di SMP Negeri 1 Tanjunganom, Kabupaten Nganjuk.
Reporter : Jumiati
Pagi itu, Senin (8/11/2021), satu per satu siswa siswi SMP Negeri 1 Tanjunganom memasuki Aula SMP Negeri 1 Tanjunganom.
Ya, kedatangan siswa siswi di aula tersebut bukan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler maupun olahraga, melainkan untuk menjalani vaksinasi Covid – 19.
Vaksinasi yang digelar Dinas Kesehatan Kabupaten Nganjuk melalui UPTD Puskesmas Kecamatan Tanjunganom ini, untuk mendukung program pemerintah dalam percepatan vaksinasi khususnya di Kabupaten Nganjuk.
Uniknya, usai mengikuti vaksinasi, pelajar di SMP Negeri 1 Tanjunganom akan mendapatkan doorprize atau bingkisan berupa telur rebus dan air mineral.
Kana Purba Jati (14) siswa kelas IX D, salah satu peserta vaksinasi mengaku senang dan bersyukur bisa mengikuti vaksinasi di sekolah.
“Alhamdulilah, hari ini saya bisa ikut vaksinasi. Meski sempat deg-degan dan saya fikir akan terasa sakit, ternyata tidak sakit hanya pegal saja,” terang Kana.
Setelah divaksin, kata Kana, ia dan teman-temannya diberi bingkisan berisi telur rebus dan air mineral untuk dimakan usai vaksin.
“Seneng juga ya, habis ikut vaksin kita malah dapat bingkisan untuk menambah energi,” pungkasnya.
Diketahui, pemberian telur rebus dan air mineral usai vaksin ini, dilatarbelakangi semangat kekeluargaan, kebersamaan dan kemanusian.
Kepala SMP Negeri 1 Tanjunganom, Eddy Suntoro SPd MPd mengatakan, telur ini merupakan sumbangan dari dewan guru dan karyawan.
“Kandungan protein sangat tinggi, menjadi alasan kita memutuskan untuk memberikan telur rebus kepada peserta didik,” ungkap Eddy sapaan akrab Eddy Suntoro.
Selain itu, katanya, dengan mengkonsumsi telur rebus diyakini mampu menambah kekuatan bagi anak usai menjalani vaksinasi.
Masih menurut Eddy, pelaksanaan vaksinasi digelar selama dua hari, yaitu Senin dan Selasa (8 – 9 November 2021). Adapun vaksin yang diberikan adalah jenis Sinovac.
“Total jumlah siswa ada 1.060 anak, masing-masing untuk hari pertama ada 500 anak yang divaksin, sedangkan hari kedua ada 560 anak,” terangnya.
Diakui Eddy, sebelum pelaksanaan vaksinasi, pihaknya telah membentuk panitia kecil untuk membantu Puskesmas Kecamatan Tanjunganom agar vaksinasi berjalan lancar dan sukses.
“Dari pihak Puskesmas, sebelumnya sudah melakukan survei dan memberikan form kartu kendali untuk diisi data peserta vaksin dan diketahui orang tua,” tukasnya.
Salah satu syarat mengikuti vaksinasi pelajar, lanjut Eddy, harus mendapatkan ijin dari orang tua.
“Jadi, untuk mengikuti vaksinasi tidak ada unsur paksaan. Sekolah sifatnya hanya memberikan pelayanan untuk mensukseskan dan mendukung program pemerintah dalam rangka percepatan vaksinasi,” jlentrehnya.
PTM Terbatas
Selain vaksinasi Covid – 19, untuk mendukung Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas, SMP Negeri 1 Tanjunganom terus berbenah diri dalam rangka adaptasi kebiasaan baru termasuk protokol kesehatan.
Masih menurut Eddy, SMP Negeri 1 Tanjunganom mempersiapkan sarana prasarana untuk mendukung penerapan protokol kesehatan.
“Dari dana Bantuan Operasional Siswa (BOS), kita alokasikan untuk pengadaan masker dan handsinitizer gratis untuk siswa,” tegasnya.
Sedangkan untuk pengadaan 33 tempat cuci tangan, kata Eddy, sekolah mendapatkan bantuan dari masing-masing paguyuban kelas.
“Selama pandemi Covid – 19 ini, dalam pelaksanaan PTM Terbatas, kita juga menerapkan 3 M di lingkungan sekolah, yaitu memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak,” imbuhnya.
Ia menjelaskan, jadwal pembelajaran dan jumlah jam belajar per harinya diterapkan melalui pembagian rombongan belajar (shift). Dengan demikian, siswa tetap bisa menerapkan jarak 1,5 meter antar meja dengan siswa lainnya.
“Dalam kegiatan PTM ini, durasi pembelajaran hanya dilakukan selama 3 dengan 6 mata pelajaran yaitu dimulai pukul 07.30 WIB sampai dengan pukul 10.30 WIB.
“Jadi, dalam satu kelas yang seharusnya diikuti 32 anak, sekarang hanya diisi 16 anak. Sehingga, 1 meja hanya diisi 1 anak saja,” terangnya.
Selain itu, untuk memastikan keamanan di lingkungan sekolah agar tidak terjadi klaster baru di sekolah, kata Eddy, sekolah telah membentuk Satgas Covid-19 tingkat sekolah.
Satgas Covid-19 ini, bertugas untuk memperkuat pengawasan penerapan protokol kesehatan (prokes) di sekolah sehingga harapannya bisa menghindari penularan Covid-19.
“Kita berharap, pandemi Covid – 19 ini segera berlalu, sehingga kita bisa melaksanaan pembelajaran secara normal,” pungkasnya.