BlitarDaerahHead Line NewsPendidikan

Atlet PDBI Diterima di SMA Negeri 1 Garum, Ini klarifikasi Kepsek SMA Negeri 1 Talun

Blitar, megapos.co.id –Proses penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun ajaran 2025/2026 kembali menjadi sorotan, khususnya di Kabupaten Blitar.

Salah satu kasus yang mencuat akhir – akhir ini adalah terkait seorang siswa atlet dari cabang olahraga Persatuan Drum Band Indonesia (PDBI) yang awalnya berharap bisa diterima di SMA Negeri 1 Talun, tapi diterima di SMA Negeri 1 Garum melalui jalur akademik.

Kepala SMA Negeri 1 Talun, Edy Sasmito, angkat bicara untuk meluruskan informasi yang beredar.

Ia menegaskan bahwa seluruh proses penerimaan siswa, baik jalur akademik maupun non-akademik, telah dilakukan sesuai dengan ketentuan sistem PPDB Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur.

“Memang benar, salah satu anak atlet dari cabor PDBI KONI Kabupaten Blitar awalnya tidak diterima di SMA 1 Talun pada gelombang pertama. Anak tersebut mendaftar melalui jalur non-akademik, tetapi tidak lolos seleksi karena kuotanya terbatas dan bersaing dengan banyak pendaftar lain,” jelas Edy Sasmito saat ditemui usai pertemuan dengan wali murid di ruang kepala sekolah, Selasa (08/07/2025).

Namun, cerita belum berakhir di situ. Pada gelombang kedua PPDB, siswa tersebut kembali mendaftar melalui jalur akademik. Dalam pilihannya, siswa mencantumkan 3 sekolah tujuan: SMA Negeri 1 Talun, SMA Negeri 1 Garum dan SMA Negeri kesamben. Berdasarkan hasil seleksi yang dilakukan secara otomatis melalui sistem PPDB online milik Dinas Pendidikan Provinsi, siswa tersebut akhirnya dinyatakan diterima di SMA Negeri 1 Garum.

Dalam kesempatan tersebut, Edy juga menjelaskan bahwa pihaknya sudah bertemu langsung dengan orang tua siswa yang bersangkutan.

Orang tua menyampaikan harapannya agar anaknya bisa tetap bersekolah di SMA Negeri 1 Talun. Namun, Edy menegaskan bahwa pihak sekolah tetap harus mengikuti sistem yang berlaku.

“Kami sudah menyampaikan secara langsung kepada orang tua bahwa anaknya sudah resmi diterima di SMA Negeri 1 Garum. Kami sangat memahami keinginan mereka, tapi kami juga tidak bisa melanggar aturan. Sistem sudah menetapkan hasilnya,” katanya.

Lebih lanjut, Edy juga memberikan pesan positif kepada orang tua agar tetap memberikan motivasi dan dukungan kepada anak, di manapun ia sekolah.

Menurutnya, keberhasilan siswa tidak hanya ditentukan oleh nama sekolah, tetapi lebih pada semangat belajar dan dukungan dari keluarga.

“Saya sampaikan langsung ke orang tua bahwa yang paling penting itu bukan di mana anak sekolah, tapi bagaimana orang tua memberi motivasi dan pengawasan agar anak tetap semangat. Dukungan orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap kesuksesan anak, lebih dari sekadar nama sekolah,” ujar Edy dengan tegas.

Kasus ini menjadi contoh nyata pentingnya pemahaman masyarakat terhadap sistem PPDB yang saat ini terintegrasi secara digital dan bersifat objektif. Edy berharap ke depan, semua pihak, termasuk para orang tua dan atlet, dapat lebih memahami alur dan tahapan dalam proses penerimaan siswa baru.

“Semua proses harus kita hormati dan kita ikuti bersama. Semoga anak-anak kita tetap semangat belajar, di mana pun mereka berada,” pungkas Edy Sasmito. ( Ayu )