Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Pasuruan Berikan Pendampingan Nyata kepada Kelompok Tani Mangga Oro-Oro Ombo
Pasuruan, megapos.co.id – Kebun Mangga di Desa Oro-Oro Ombo, Kecamatan Rembang, Kabupaten Pasuruan, terus menunjukkan geliat perkembangan yang menggembirakan.
Bersama Sahroni, Ketua Kelompok Tani Mangga Oro-Oro Ombo, kawasan ini tidak hanya dikenal sebagai sentra produksi mangga berkualitas, tetapi juga mulai berkembang sebagai destinasi agrowisata sekaligus pusat industri olahan mangga.
Sahroni memperkenalkan berbagai jenis mangga yang dibudidayakan oleh para petani lokal.
Desa Oro-Oro Ombo dikenal luas karena menghasilkan mangga dengan kualitas unggulan.
Di antara berbagai varietas yang ditanam, mangga alpukat menjadi jenis yang paling terkenal dan diminati masyarakat karena citarasanya yang manis dan teksturnya yang khas.
Mangga dari Desa Oro-Oro Ombo tidak hanya dikenal di tingkat lokal, juga telah menembus pasar yang lebih luas.
Produk mangga dari desa ini pernah dipamerkan dalam berbagai ajang pameran tingkat regional dan nasional, termasuk di Surabaya dan Jakarta. Keikutsertaan dalam pameran ini menjadi bukti bahwa kualitas mangga Oro-Oro Ombo mampu bersaing dengan daerah penghasil mangga lainnya di Indonesia.
Perkembangan kebun mangga ini juga tidak lepas dari dukungan pemerintah.
Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Pasuruan Hari Hijroh Saputro, S.STP. memberikan pendampingan nyata kepada para petani, mulai dari pelatihan teknik budidaya modern, peningkatan kualitas hasil panen, hingga fasilitasi promosi produk melalui berbagai pameran.
“Pendampingan ini diharapkan mampu mendorong petani agar lebih mandiri dan berdaya saing,” ungkapnya
Sebagai bentuk inovasi, katanya, mangga tidak hanya dijual dalam bentuk buah segar, tetapi juga diolah menjadi berbagai produk turunan bernilai ekonomi tinggi.
“Di antaranya keripik mangga, es krim mangga, dan sirup mangga. Olahan ini menjadi solusi untuk meningkatkan nilai jual hasil panen sekaligus mengurangi risiko kerugian saat panen melimpah,” jelasnya.
Selain sebagai sentra industri pangan, lanjutnya, kebun mangga Oro-Oro Ombo juga dikembangkan menjadi destinasi wisata berbasis pertanian.
“Wisatawan dapat menikmati suasana pedesaan yang asri sambil belajar langsung tentang proses penanaman, perawatan, hingga panen mangga,” imbuhnya.
Dijelaskannya, konsep agrowisata ini terbukti mampu menarik minat pengunjung dari berbagai daerah.
“Keberadaan agrowisata mangga memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat sekitar,” tuturnya.
Selain meningkatkan pendapatan petani, katanya, sektor ini juga membuka peluang kerja baru bagi warga desa, mulai dari pengelolaan wisata hingga produksi olahan mangga.
“Dengan demikian, perekonomian masyarakat setempat secara perlahan ikut terangkat,” tukasnya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Mangga Oro-Oro Ombo, Sahroni menuturkan harapannya agar kebun mangga Oro-Oro Ombo dapat terus berkembang menjadi lebih modern dan berkelanjutan.
Ia berharap ke depan para petani terus mendapatkan pelatihan dan pendampingan, baik dari segi teknologi pertanian maupun pengolahan hasil panen.
“Pelatihan tidak hanya diberikan kepada petani laki-laki, tetapi juga kepada para petani perempuan. Kami ingin ibu-ibu desa juga memiliki keterampilan mengolah mangga menjadi produk bernilai jual tinggi,” ujarnya (Sell/Aza).
