DaerahHead Line NewsPolitik & Pemerintahan

Kenali Gejala DBD pada Anak-anak, Dokter Spesialis Anak RSUD Jombang : Lakukan Pertolongan Pertama dan Upayakan Pencegahannya

Jombang, megapos.co.id – Dokter Spesialis Anak RSUD Jombang dr. Debby Ch. Sumantri, Sp.A, M.Biomed mengingatkan, setiap orang patut mewaspadai penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), sebab kasus ini relatif tinggi, masih muncul terus meskipun bukan pada musim penghujan.

“Masih adanya serangan DBD di masyarakat dibuktikan dengan hampir setiap hari selalu ada kasus DBD di Poli Anak maupun di IGD RSUD Jombang rujukan dari faskes sekitar,” terang dokter Debby saat berbincang dalam Humas RSUD Jombang menyapa, yang dipandu oleh host Ernia Rosita, S.Kep. Ners.

Untuk itu, lanjut dokter Debby, meski bukan musim penghujan tindakan 3M Plus, harus terus digalakkan di lingkungan tempat tinggal, agar nyamuk pembawa virus dengue tidak bisa berkembangbiak.

“Apabila serangan DBD sudah terjadi, kita harus mewaspadai dan mengenali tanda bahayanya. Pada DBD biasanya di dapatkan demam tinggi terus menerus sampai 3 hari lamanya, dan seringkali tidak respon dengan obat penurun panas,” terangnya.

Menurutnya, tanda bahayanya bisa ditemukan perdarahan, seperti mimisan, gusi berdarah, perdarahan di bawah kulit, selain itu juga bisa didapatkan nyeri perut, perut kembung, badan lemas, sesak, kejang, bahkan sampai tidak sadar.

“Gejala muntah juga sering terjadi, sehingga makan minum berkurang, tidak bisa minum obat sampai bisa terjadi dehidrasi. Tanda lainnya bisa diketahui setelah dilakukan uji laboratorium,” ungkapnya.

Gejala itu, tambah alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang ini, bisa muncul pada anak-anak maupun orang dewasa.

“Prosesnya meliputi tiga tahapan yaitu tahap pertama terjadi demam, tahap kedua masuk masa kritis biasanya pada hari ke 3 sampai hari ke 6 sejak awal demam, dan tahap ketiga adalah tahap pemulihan,” imbuhnya.

Sedangkan gejala yang dialami pasien, kata dr Debby, derajatnya mulai gejala ringan seperti demam sampai gejala yang berat seperti pendarahan hebat.

Menjawab pertanyaan kapan penderita DBD harus di bawa ke RS atau faskes terdekat untuk mendapat tindakan medis, dr. Debby menyampaikan harus memperhatikan kondisi klinis penderita.

“Apabila mengalami demam tinggi atau muncul tanda-tanda bahaya nyeri perut, badan lemas, anyep harus segera dibawa ke RS atau faskes terdekat,” tukasnya.

“Tolong diketahui kapan hari awal mulai muncul demamnya, demam sudah berapa hari, apakah didapatkan tanda-tanda bahaya lainnya. Jika mengalami hal tersebut, segera bawa ke rumah sakit. Informasi itu perlu diingat untuk menentukan tindakan medis sesuai tahapan yang sedang dialami pasien,” kata dokter Debby.

Dokter spesialis anak ini menyampaikan, sering kali demam sudah menurun, orang tua sudah senang, karena panas menurun, tetapi tiba-tiba kondisi anak tambah lemes, anyep, anak tidak mau makan dan minum. Kondisi demikian justru membahayakan karena itu merupakan tanda awal terjadinya syok.

Menurutnya, pada tahap awal biasanya didapatkan demam tinggi maka pastikan asupan cairan yang cukup, makan minumnya harus lebih banyak.

“Saat kondisi klinis anak tampak baik, namun sulit makan minum, bisa menimbulkan dehidrasi ini yang perlu diwaspadai,” bebernya.

“Jikalau menghadapi kondisi tersebut, maka pastikan penderita untuk istirahat yang cukup, kurangi aktifitas, berikan obat penurun panas, jika perlu lakukan kompres dengan air hangat,” tuturnya.

“Kompres untuk membantu menurun suhu tubuh, tapi idealnya dilakukan dengan menyeka tubuh anak. Pantau terus kondisi tubuh penderita bahkan harus sering ukur suhu tubuh dengan termometer,” katanya lagi.

Dijelaskannya, beberapa kasus yang datang ke RSUD Jombang biasanya demam tinggi disertai kejang, dan muntah sampai mengalami dehidrasi.

Untuk menghindari itu upaya yang harus dilakukan pada pasien adalah pemberian cairan yang cukup dan menurunkan demamnya.

“Sehingga saat berada di rumah sakit tindakan medis yang dilakukan adalah pemberian infus dan obat-obatan misalnya penurun panas, atau obat lainnya yang dibutuhkan” ujarnya.

Sejauh ini, lanjut dokter Debby, penanganan di RSUD Jombang dilakukan semaksimal mungkin dengan beberapa keunggulan fasilitas yang tersedia, seperti ruang intensif anak untuk observasi ketat 24 jam, laboratorium yang lengkap dan cepat, dan adanya bank darah rumah sakit (bila penderita membutuhkan transfusi darah termasuk trombosit) yang tidak dimiliki oleh RS lain.

“Pencegahan terjadinya kasus DBD sangat penting, dan beberapa upaya yang harus dilakukan masyarakat adalah dengan menerapkan 3M plus yaitu Menguras tempat penampungan air seperti bak mandi minimal satu minggu sekali, Menutup penampungan air, Mengubur barang bekas dan Plusnya hindari gigitan nyamuk dengan cara memasang kelambu, mengenakan baju lengan panjang, tidak membiarkan baju yang menggantung, menggunakan obat anti nyamuk,” urainya.

“Nyamuk aedes aegypti bisa terbang kemana-mana, membawa virus dengue, menggigit orang satu ke orang yang lain sehingga salah satu hal yang bisa kita antisipasi adalah mencegah tempat berkembang biak nyamuk aedes aegypti,” papar dokter Debby. (Nu)