Wabup Ajak Semua Elemen Bantu Perbaiki RTLH
Nganjuk, megapos.co.id – Di tahun 2020 ini tercatat masih ada 22 ribu rumah tidak layak huni (RTLH) di Kabupaten Nganjuk yang belum tercover. Hal itu diungkapkan oleh Wakil Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi, Kamis (5/11/2020).
Menurutnya, ada berbagai aspek penilaian atas kelayakan rumah huni yang secara fisik dapat diukur dari empat item, yaitu keselamatan bangunan rumah yang mencakup struktur dan bahan bangunan untuk lantai. Dinding, penutup atap dan kecukupan minimum luas bangunan atau rasio luas lantai rumah per-penghuni.
Di samping itu, adalah kesehatan bagi para penghuninya yang meliputi ketersediaan sarana MCK, air bersih dan layak minum, serta adanya ketercukupan pencahayaan dan sirkulasi udara, serta keamanan bermukim.
“Dari jumlah RTLH yang ada di Kabupaten Nganjuk, pemerintah baru mampu mengcover sebanyak 1200 rumah, baik bangunan baru maupun rehabilitasi atau peningkatan kualitas tidak mampu membuat rumah menjadi layak huni,” kata Marhaen.
Masih menurut Marhaen Djumadi, karena masih banyaknya RTLH di Kabupaten Nganjuk, dirinya berharap, semua elemen masyarakat yang ekonominya lebih beruntung untuk saling bahu membahu membantu mereka yang kesusahan, terutama dalam mengatasi permasalahan RTLH baik melalui program pembangunan perumahan swadaya, baik perorangan, komunitas maupun pemerintah.
“Program pembangunan perumahan swadaya yang dilakukan pemerintah, baik renovasi total maupun sebagian, yang saat ini masih terus berlanjut adalah program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS). Ini bertujuan untuk membantu masyarakat berpenghasilan rendah dalam membangun rumah baru dan meningkatkan kualitas rumah menjadi layak huni,” ujar Kang Marhaen sapaan akrab Wakil Bupati Nganjuk saat menyerahkan kunci rumah Mbah Tumpuk yang selesai direnovasi oleh Komunitas YNCI, Yayasan Sosial Ladang Berbagi, PSHT Ranting Sukomoro dan masyarakat setempat.
Di sisi lain, pengusaha muda asal Nganjuk Bagus Setyo Nugroho Direktur PT Nugraha Jaya Mandiri, mengatakan, setiap perusahaan secara langsung juga mempunyai tanggungjawab sosial atau Corporate Social Responsibility (CSR), yaitu bentuk tanggungjawab terhadap seluruh pemangku kepentingan, diantaranya, konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan yang mencakup aspek ekonomi, sosial dan lingkungan.
“Perusahaan kami memang menyisihkan sebagian anggaran untuk hal-hal sosial, contohnya bedah rumah, renovasi Masjid dan sebagainya. Dan untuk tahun 2020 kami telah melakukan bedah rumah sebanyak 25 rumah layak huni dan puluhan Masjid baik di Kabupaten Nganjuk maupun Kediri,” kata Bagus.
Bagus Setyo Nugroho juga menambahkan, kedepan perusahaan akan terus melakukan kegiatan sosial semacam ini tanpa harus menunggu perusahaannya menjadi besar. Karena dengan berbagi sedikit kebahagian dengan mereka yang ekonominya kurang beruntung, tidak akan mengurangi pendapatan dan membuat perusahaannya merugi.
Banyaknya RTLH di Nganjuk dikarenakan adanya keterbatasan masyarakat berpenghasilan rendah dalam kehidupannya. Karena itu perlu adanya peningkatan penghidupan mereka sebagai pendukung perumahan swadaya layak huni.
“Terpenting peran serta pemerintah, Akademisi, dan masyarakat di semua lini untuk memfasilitasi pemberdayaan masyarakat berpenghasilan rendah, sekaligus sebagai ajang untuk meningkatkan pengetahuan dan pengalaman kerja sosial terutama pembangunan perumahan swadaya layak huni,” pungkas Bagus.
Reporter : Wahyu Endyk
Editor : M Hartono