BlitarDaerahHead Line NewsPolitik & Pemerintahan

Inovasi DAR DER DOR RAME RSUD Ngudi Waluyo Wlinggi Kabupaten Blitar

Blitar, megapos.co.id – Tim inovasi rekam medis berkolaborasi dengan Instalasi Teknologi dan Informasi RSUD Ngudi Waluyo Wlingi mewujudkan inovasi Pendaftaran Digital Terjadwal Door to Door dan Rekam Medis Elektronik (DAR DER DOR RAME) sebagai solusi.

Inovasi ini sebagai salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mempercepat layanan, efisiensi biaya dan meningkatkan loyalitas pelanggan.

Drs Tri Rahmawati Mm.rs selaku Ketua Tim Inovasi dan Kabag Perencannan saat dikonfirmasi mengatakan, inovasi DAR DER DOR RAME merupakan inovasi yang selaras dengan kategori bidang kesehatan, yaitu sebuah inovasi untuk memberikan layanan prima di bidang kesehatan.

“Inovasi ini memudahkan pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit, sehingga pasien segera dapat diperiksa dan diberikan pengobatan yang tepat sesuai data rekam medik yang lengka,” terang Tri Rahmawati.

Dengan inovasi ini, katanya, pasien bisa merasakan pelayanan kesehatan yang baik, serta akan menjadikan prioritas bila memerlukan pengobatan.

“Inovasi ini bermula dari inovasi SMS Gateway di loket pendaftaran RSUD Ngudi Waluyo Wlingi untuk mengatasi lamanya pendaftaran dimulai tahun 2017, yang dikembangkan di tahun 2018 menjadi SI ANOMAN (Sistem Antrian Nomor Mandiri) memberikan kemudahan pasien mendaftarkan diri sendiri menggunakan barcode,” imbuhnya.

Pada pertengahan tahun 2018, lanjut Tri, dilakukan penggabungan antara SMS Gateway dan SI ANOMAN menjadi DAR DER DOR (Pendaftaran terjadwal Door To Door), dengan  penambahan fitur notifikasi mengingatkan jadwal periksa lanjutan.

“Pada tanggal H-1 dari jadwal periksa lanjutan yang ditetapkan, pasien akan mendapatkan SMS informasi dan dengan menjawab “YA” otomatis pasien sudah melakukan pendaftaran dari HP,” urainya.

Ia menyebut, pasien akan mendapatkan jadwal pemeriksaan dan selanjutnya melakukan pendaftaran mandiri melalui aplikasi SI ANOMAN dan langsung menuju ke klinik tujuan.

“Jika pasien tidak merespon maka diberikan notifikasi ke faskes tingkat 1, sehingga dapat terpantau kondisinya,” tukasnya.

Pada tahun 2019, menurut Tri, inovasi ini terus dikembangkan, disempurnakan dan dilakukan penggabungan aplikasi yang dapat diakses oleh petugas peng-entry pada kolom rekam medis elektronik.

‘Rekam medis elektronik berisi menu-menu pilihan yang lengkap yaitu menu pemeriksaan fisik, permintaan pemeriksaan penunjang, penegakan diagnosa, penulisan resep, rincian biaya pemeriksaan, dan bridging aplikasi BPJS sehingga proses klaim biaya pasien lebih cepat. Sistem tersebut, diberi nama DAR DER DOR RAME,” pungkasnya.

Reporter : Ayu
Editor : M Hartono