Upaya Percepatan ODF Tercepat se-Asia Pasifik, Suyanto Sabet Penghargaan STBM Award 2021 Kategori Natural Leader
Nganjuk, megapos.co.id – Suyanto (52), seorang petani sekaligus kader di Dusun Seloguno, Desa Perning, Kecamatan Jatikalen, Kabupaten Nganjuk berhasil meraih penghargaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Award 2021 dari Kementerian Kesehatan RI kategori Natural Leader Terbaik.
Penyerahan penghargaan itu dilakukan secara virtual oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada Jumat (15/10/2021) yang lalu.
Penghargaan tersebut diraih Suyanto karena keberhasilannya di dalam melakukan upaya percepatan Open Defecation Free (ODF) tercepat se-Asia Pasifik di Desa Perning dan berhasil membangun jamban sehat sebanyak 4.754 unit selama periode 2010 – 2021.
Selain itu, ia juga aktif sebagai fasilitator STBM dan mejadi narasumber di berbagai pelatihan wirausaha sanitasi baik di dalam maupun di luar kabupaten serta berhasil mengadakan arisan jamban yang tersebar di 7 desa.
Suyanto mengawali kegiatan kemasyarakatannya sebagai Ketua Desa Siaga pada Tahun 2007. Kemudian pada tahun 2008, ia mengikuti pelatihan Community Lead Total Sanitation (CLTS) yang diselenggarakan Dinas Kesehatan dengan pendampingan dari World Bank.
Berbekal ilmu fasilitasi dan semangat ingin merubah perilaku tidak sehat warganya, Suyanto melakukan pemicuan di masyarakat dengan mengajak masyarakat untuk melakukan perubahan perilaku buang air besar (BAB) sembarangan menjadi perilaku yang lebih baik yaitu buang air besar di Jamban.
Dengan memanfaatkan elemen pemicuan menumbuhkan rasa takut sakit, khususnya bahaya diare pada balita, tak ayal dalam kurun waktu satu minggu mampu mewujudkan lingkungan dusun yang bebas buang air besar sembarangan.
Tidak puas meng-ODF kan satu dusun, lantas ia melakukan gebrakan untuk meng-ODF kan satu desa dalam waktu 14 hari, sehingga mampu memperoleh predikat ODF tercepat se Asia Pasifik.
Tantangan tidak berhenti sampai di satu desa, berbekal semangat dan kepedulian terhadap kesehatan lingkungan, bersama-sama dengan para fasilitator STBM lainnya, Suyanto melanjutkan usaha kembali merambah ke desa lain untuk mewujudkan desa ODF.
Di samping kegiatan pemicuan di berbagai desa, ia meng-inisiasi gerakan pembangunan jamban leher angsa di Dusun Tambak, Desa Begendeng Kecamatan Jatikalen menggunakan metode arisan jamban leher angsa, dengan jumlah peserta arisan sebanyak 176 orang.
“Sebagai ilustrasi, Dusun Tambak Desa Begendeng dikelilingi oleh 4 aliran sungai yaitu di wilayah timur Sungai Brantas, di wilayah utara Sungai Widas, di wilayah selatan dan barat Sungai Apur,” ungkap Suyanto.
Hal ini, menurutnya, menyebabkan masyarakat masih sering buang air besar di sungai dan banyak ditemukan kasus diare.
Berawal dari hal yang dianggap mustahil, ia tetap semangat dan gigih untuk mendorong masyarakat melakukan upaya tangga sanitasi dengan membangun jamban yang lebih aman yaitu jamban leher angsa.
Akhirnya Dusun Tambak bisa mencapai ODF dengan akses jamban leher angsa pertama kali di Kabupaten Nganjuk pada tahun 2008.
“Keberhasilan arisan jamban ini, selanjutnya saya teruskan ke Desa Jatikalen, Desa Ngasem, Desa Perning, Desa Pulo Wetan, bahkan merambah hingga ke kecamatan lain. Salah satu diantaranya yaitu Kecamatan Berbek tepatnya di Desa Sonopatik dan Desa Klagen pada tahun 2010,” jlentrehnya.
Suyanto mengaku bahwa, arisan jamban ini menarik perhatian NGO yang bermitra dengan Dinkes Provinsi Jatim yaitu WSP untuk meneliti dan selanjutnya menginisiasi munculnya kegiatan pelatihan tukang sanitasi di berbagai wilayah di Jawa Timur.
“Pelatihan Tukang Sanitasi inilah, cikal bakal munculnya Wusan (Wira Usaha Sanitasi), dimana saya adalah salah satu pionernya,” katanya.
Kemudian, pada tahun 2016, Suyanto memantapkan diri mengikuti kembali pelatihan marketing sanitasi dan dengan pengalamannya dalam menginisiasi kegiatan arisan jamban di berbagai wilayah, akhirnya ia tercatat sebagai seorang Wusan paling produktif di Jawa Timur.
“Tahun 2017, saya bergabung dengan Konsorsium Terima Bersih APPSANI pada program stimulan pembangunan jamban dengan sistem kredit,” paparnya.
Dalam usaha ini, lanjut Suyanto, ia berpartner dengan wusan-wusan lain di berbagai wilayah. “Sektor Nganjuk selatan bekerja sama dengan Ibu Siti Khotijah, Sektor Nganjuk timur bekerja sama dengan Ibu Nur Hidayah, sedangkan untuk Sektor Nganjuk barat Ibu Nur Samsiyah sebagai partner usahanya,” terangnya.
Dalam Konsorsium Terima Bersih ini, Suyanto mampu membangun jamban tidak kurang dari 900 unit sehingga turut meng-ODF kan 31 Desa di Nganjuk. Keberhasilan Kabupaten Nganjuk mencapai ODF tidak bisa dilepaskan dari peran besar Suyanto selaku fasilitator STBM dan Wusan yang handal dan produktif.
Reporter : Jumiati