Kisah Pembelajaran Tatap Muka Terbatas SMPN 2 Tanjunganom di Tengah Pandemi Covid -19
Pandemi Covid – 19 yang merebak di Indonesia sejak Maret 2020 lalu membawa dampak luar biasa terhadap kehidupan, tidak hanya berdampak pada kesehatan masyarakat, tetapi juga memengaruhi kondisi perekonomian, kehidupan sosial masyarakat dan pendidikan di Indonesia.
Reporter : Jumiati
Seperti halnya, pendidikan di SMP Negeri 2 Tanjunganom Kabupaten Nganjuk terkena imbasnya. Kegiatan belajar mengajar yang sebelumnya dilakukan dengan tatap muka, terpaksa harus dilakukan secara daring atau online.
Kemudian, setelah tren kasus Covid – 19 mengalami penurunan menyusul diterapkannya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 2 khususnya di wilayah Kabupaten Nganjuk, akhirnya Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas diberlakukan serentak di Kabupaten Nganjuk sejak tanggal 6 September 2021 termasuk di SMP Negeri 2 Tanjunganom.
Di masa pendemi Covid-19 ini, SMP Negeri 2 Tanjunganom telah menyiapkan skema-skema adaptasi kebiasaan baru termasuk protokol kesehatan dalam PTM Terbatas.
Sekolah yang dipimpin Drs Andy Winanto ini, telah mempersiapkan sarana prasarana seperti tempat cuci tangan, pengadaan masker, face shield dan hand sanitizer untuk setiap anak, pengadaan thermogun serta rutin dilakukan fogging setiap 2 bulan sekali.
Hal mendasar yang diterapkan oleh SMP Negeri 2 Tanjunganom dalam PTM Terbatas di lingkungan sekolah adalah 3M, yaitu memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.
Adaptasi kebisaan baru itu pula yang terus dilakukan oleh seluruh siswa, guru dan karyawannya guna meminimalisir sebaran virus Covid-19.
Kebiasaan lama yang sering dilakukan, seperti bersalaman, cium tangan, berkerumun atau bergerombol, malas cuci tangan sudah mulai ditinggalkan karena mendukung penularan Covid-19.
Dalam pelaksanaan PTM Terbatas, Kepala SMP Negeri 2 Tanjunganom, Drs Any Winanto mengatakan, pihaknya mendukung program pemerintah di dalam penyelenggaran pembelajaran di tengah pandemi Covid – 19.
“Untuk itu, SMP Negeri 2 Tanjunganom telah mempersiapkan diri di dalam pelaksanaan PTM, agar berjalan aman dan lancar,” ungkap Andy, Senin (25/10/2021).
Ia menjelaskan, jadwal pembelajaran dan jumlah jam belajar per harinya diterapkan melalui pembagian rombongan belajar (shift). Dengan demikian, siswa tetap bisa menerapkan jarak 1,5 meter antar meja dengan siswa lainnya.
“Setiap anak mengikuti pembelajaran tatap muka harus memenuhi persayaratan, salah satunya mematuhi protokol kesehatan,” tukasnya.
Menurut Andy, dalam kegiatan PTM ini, durasi pembelajaran hanya dilakukan selama 3 jam 15 menit dengan 6 mata pelajaran yaitu dimulai pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 10.15 WIB.
“Jadi, dalam satu kelas yang seharusnya diikuti 32 anak, sekarang hanya diisi 16 anak. Sehingga, 1 meja hanya diisi 1 anak saja,” terangnya.
Bentuk Satgas Covid-19
Untuk memastikan keamanan di lingkungan sekolah agar tidak terjadi klaster baru di sekolah, kata Andy, sekolah telah membentuk Satgas Covid-19 tingkat sekolah.
Satgas Covid-19 ini memiliki peran penting, guna mendukung efektivitas PTM Terbatas. Keberadaan Satgas Covid 19 ini, untuk memperkuat pengawasan penerapan protokol kesehatan (prokes) sehingga harapannya untuk bisa menghindari penularan Covid-19.
Selain tenaga pendidik dan karyawan sekolah, Satgas tersebut juga melibatkan murid. Melalui unit-unit organisasi, OSIS, Pramuka, hingga PMR. Termasuk peran elemen sekolah, di antaranya keterlibatan wali murid untuk pengawasan saat di luar sekolah.
Diketahui, Pandemi Covid – 19 ini juga memaksa percepatan informatika dan teknologi di sektor pendidikan, khususnya di SMP Negeri 2 Tanjunganom.
Pada ajaran tahun lalu, SMP Negeri 2 Tanjunganom sepenuhnya sudah memanfaatkan google clasroom untuk pembelajaran online. Kebijakan ini untuk meminimalisir penyebaran virus corona di lingkungan sekolah.
Kebijakan ini mengakibatkan proses kegiatan belajar mengajar tidak lagi dilakukan di kelas tetapi dialihkan ke rumah. Kondisi ini memaksa guru harus menyiapkan pembelajaran secara online.
Maka seiring dengan kebijakan pembelajaran online, dalam seketika guru “dipaksa” mengubah model pembelajaran yang biasa tatap muka dialihkan dengan daring
Sedangkan pada tahun ajaran baru 2021/ 2022, SMP Negeri 2 Tanjunganom sudah memanfaatkan google meet dalam pembelajaran.
Dengan google meet, guru bisa melakukan interaksi pembelajaran dengan peserta didik meskipun di dunia maya.
Karena, setelah sekian lama pembelajaran dilakukan dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ), malah di khawatirkan adanya penurunan karakter siswa akibat pembelajaran jarak jauh yang notabene sangat sulit dalam pengelolaan pendidikan karakter akibat dari keterbatasan dibandingkan dengan pembelajaran tatap muka.
Andy berharap kasus Covid – 19 di Indonesia khususnya di Kabupaten Nganjuk semakin menurun sehingga bisa segera melakukan belajar tatap muka secara penuh.
Sementara itu, Anandita Vivian Ramadhani siswa kelas VII – 4 SMP Negeri 2 Tanjunganom mengaku senang dapat mengikuti PTM Terbatas.
“Kalau belajar di rumah nggak senang. Nggak bisa ketemu guru dan teman-teman. Belum lagi, kalau mengalami kesulitan di salah satu mata pelajaran,” kata kata Dita sapaan akrab Anandita Vivian Ramadhani saat berbincang dengan megapos.co.id, Senin (25/10/2021).
Dita berharap PTM Terbatas bisa dilanjutkan agar ia bisa belajar di sekolah. Selain itu, ia juga mengaku senang melakukan PTM lantaran lebih mudah memahami pelajaran.
“Lebih enak PTM kayak gini. Lebih mudah, dan lebih ngerti pelajaran dibanding belajar di rumah,” pungkas Dita.