Pulihkan Ekonomi, Disparporabud Nganjuk Libatkan 17 Subsektor Ekonomi Kreatif
Nganjuk, Mega Pos – Upaya pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19 terus digencarkan oleh Perintah Kabupaten (Pemkab) Nganjuk. Untuk itu, Pemkab Nganjuk melibatkan 17 subsektor ekonomi kreatif (Ekraf).
Hal ini seperti disampaikan Sekretaris Dinas Kepemudaan, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata (Disparporabud) Kabupaten Nganjuk Itsna Shofiani, ST, MT saat membuka acara Urun Rembug Ekraf 2022, Sabtu (3/12/2022) di Gedung Balai Budaya PU Sindok, Kantor Disparporabud Kabupaten Nganjuk.
Menurut Itsna, kegiatan-kegiatan kolaborasi terus dibangun, salah satunya dengan Indonesia Creative Cities Network (ICCN). Terlebih ekraf juga masuk dalam prioritas Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemkab Nganjuk.
Masih menurut Itsna, kegiatan ini, dimaksudkan untuk memfasilitasi usulan dari para pelaku ekraf guna menyongsong pemulihan ekonomi.
Sementara itu, Kasi Kelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Kreatif, Wahyudin Meidiyanto, S.ST.Par menambahkan, temu pelaku 17 sub sector ekonomi kreatif ini pertama kali dilakukan di Kabupaten Nganjuk.
Dijelaskan Wahyudin, ekonomi kreatif adalah konsep ekonomi yang menenkankan pada kreativitas dan informasi. Ekonomi kreatif mengandalkan ide dan pengetahuan dari sumber daya manusia sebagai faktor produksi utama dalam kegiatan ekonominya.
“Jadi, ekonomi kreatif itu bukan UMKM atau PKL, akan tetapi sebuah karya jasa produk dari pelaku yang punya velue atau nilai kreativitas,” terangnya.
Di Indonesia, kata Wahyudin, awalnya pemerintah telah menetapkan ada 16 sub sektor ekonomi kreatif. Namun, sekarang menjadi 17 sub sektor ekonomi kreatif, bahkan tahun depan otomotif menjadi sub sector ekonomi kreatif yang ke-18.
Masih menurut Wahyudin, kegiatan ini, mengundang 17 subsektor kreatif, namun yang hadir ada 14 subsektor ekonomi kreatif yang terdiri dari 47 peserta.
“Kita mencoba berkolaborasi untuk menyampaikan saran dan masukan yang nantinya dituangkan dalam road map ekraf,” imbuhnya.
Untuk itu, katanya, pihaknya juga melibatkan hexahelik ekonomi kreatif seperti komunitas pelaku usaha, akademisi, media, dan pemerintah. Sehingga mampu bersinergi untuk memajukan ekonomi kreatif di Kabupaten Nganjuk. Tentunya, kolaborasi hexahelix itu harus dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.
“Selain itu, kita juga melibatkan ICCN atau jejaring kota kreatif Indonesia yang sudah mendampingi dan menginisiasi 28 kabupaten/kota di Jawa Timur,” bebernya.
Dijelaskan Wahyudin, kegiatan ini dimaksudkan untuk menyamakan persepsi dari masing-masing pelaku sub sector ekonomi kreatif dalam rangka merumuskan rekomendasi untuk dijadikan bahan penyusunan rode map atau kebijakan pengembangan ekraf di Kabupaten Nganjuk.
“Kalau rode mapnya sudah tersusun bisa dijadikan rekomendasi untuk penyusunan regulasi,” tegasnya.
Ia pun berharap, ke depan, 17 sub sector ekonomi kreatif di Kabupaten Nganjuk bisa tumbuh bersama-sama.
“Diharapkan produk dan SDM ekonomi kreatif yang berkualitas sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat,” tutupnya.
Reporter : Jumiati