Hendak Meliput Dugaan Politik Uang Salah Satu Paslon Pilwali Kota Blitar, Wartawan Dipukuli Preman
Blitar, megapos.co.id – Ketua IJTI Korda Blitar Robby Ridwan menyayangkan adanya aksi ‘premanisme’ hingga berujung pada penganiayaan dalam kegiatan peliputan wartawan pada momentum Pilwali Kota Blitar.
Hal ini bertolak belakang dengan UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, yaitu kerja wartawan mendapatkan perlindungan dari Undang-undang. Menghalangi saja tidak boleh jika dalam konteks peliputan, apalagi sampai ada pemukulan.
Ironisnya kejadian dugaan penganiayaan dilakukan saat para awak media sudah pulang. Mereka datang menghampiri para kuli tinta usai meliput.
“Ini akan menjadi preseden buruk wajah demokrasi di Kota Blitar, harusnya ini menjadi evaluasi bersama seluruh stakeholder untuk menumbuhkan demokrasi yang sehat dan bermartabat,” ujar Ketua IJTI Korda Blitar Robby Ridwan,” Rabu (27/11/2024).
Dia mengatakan, aparat penegak hukum harus menuntaskan kasus ini, sehingga dapat menjadi pembelajaran bagi semua pihak agar dapat menahan diri dalam pesta demokrasi.
“Jika kasus seperti ini dibiarkan, maka kejadian seperti teman-teman wartawan bisa saja menimpa orang lain. Wong yang kerjanya dilindungi UU saja masih menjadi korban kekerasan apalagi yang tidak,” ucapnya.
“IJTI Korda Blitar meminta para awak media mengawal kasus ini, sehingga tidak menguap begitu saja dan dapat terselesaikan sesuai dengan kaidah hukum positif di Indonesia,” tegas Robby Ridwan.
Perlu diketahui gerombolan orang yang diduga preman melakukan aksi pengeroyokan dan penganiayaan kepada seorang wartawan di Jalan Merapi Kecamatan Kepanjenkidul Kota Blitar pada Selasa (26/11/2024) lalu.
Korban adalah PW (55) seorang wartawan yang masih aktif berkarya lewat tulisannya. Ia mengalami luka lecet di dada, lebam di pipi kiri, dan pusing pada kepala setelah dipukuli oleh sekitar 10 orang preman.
Kejadian berawal saat PW dan beberapa awak media hendak meliput praktik politik uang atau money politic yang diduga dilakukan oleh salah satu tim pasangan calon Walikota Blitar dan Wakil Walikota Blitar di Dusun Mojo, Desa Plosoarang, Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar.
Belum sempat melakukan konfirmasi, awak media di lapangan langsung dihadang dan dihalangi saat sedang mengambil gambar oleh sejumlah preman yang berjaga di sana. Mengalami pengusiran, awak media pun langsung pergi dan beristirahat di sekitaran Jalan Merapi.
Saat sedang beristirahat, PW mendapatkan telepon dari salah satu temannya berinisial Pet, yang menanyakan keberadaannya saat itu. Beberapa saat kemudian, temannya tersebut datang bersama para preman dan melakukan intimidasi terhadap PW dan wartawan yang lain.
Kejadian terjadi begitu cepat, para preman yang tak terima wartawan meliput kegiatan yang mereka jaga, langsung memukul PW. Awak media yang lain berusaha melerai, namun tak digubris.
Akhirnya, beberapa awak media berusaha merekam kejadian tersebut. Namun para preman itu langsung mengambil ponsel yang digunakan untuk merekam dan meminta agar video itu dihapus.
Atas kejadian ini, korban telah melapor ke Polres Blitar Kota atas dugaan penganiayaan dan pengeroyokan.
Reporter : Ayu
Editor : Hartono