BlitarDaerahHead Line NewsPolitik & Pemerintahan

Petik Laut Tambak Rejo Wujud Nguri -Nguri Budaya Jawa

Blitar, megapos.co.id – Tradisi Petik Laut merupakan tradisi turun-temurun di kalangan nelayan Pantai Tambakrejo, Kecamatan Wonotirto Kabupaten Blitar.

Petik Laut yang rutin digelar di Pantai Tambakrejo setiap bulan Suro dalam penanggalan Jawa merupakan ritual tradisional untuk mengungkapkan syukur atas penghidupan yang diberikan oleh laut selatan Jawa berupa hasil tangkapan ikan.

Ungkapan syukur itu diwujudkan dalam sesaji yang dipersembahkan kepada kekuatan yang diyakini menjadi penjaga laut selatan Jawa.

Hadir dalam acara larung sesaji petik laut 2025 ini, Bupati diwakili Kadin Peternakan dan Perikanan, Eko Suswanto, S.T., MT, ADM Blitar diwakili Waka ADM, Danlanal Malang yang di wakili oleh Mayor TNI Hari Subagio m, Kepala BPBD Kab Blitar, Perwakilan dari beberapa Kadin LH, PMD, Pemuda Olahraga, Budaya Pariwisata, Ketahanan Pangan, Kominto, peternakan dan Perikanan,Kepala Pelabuhan Tambakrejo,Kepala KUA Wonotirto dan Kepala Puskesmas Wonotirto.

Kepala Desa Tambakrejo, Surani diwakili Sukimin, Sekretaris Desa Tambakrejo atas nama panitia dan paguyuban Forum Nelayan Tambakrejo dalam sambutannya mengatakan kegiatan ini merupakan wujud syukur atas melimpahnya hasil tangkapan ikan dengan melarung hasil bumi ke laut.

Larung sesaji Petik Laut ini digelar sebagai salah satu upaya nguri – nguri budaya leluhur. Serta menarik minat wusatawan untuk berkunjung ke pantai Tambakrejo.

Tidak lupa ia mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung terlaksananya kegiatan rutin setiap tahun ini.

”Semoga kegiatan larung sesaji ini bisa menjadi berkah bagi warga Desa Tambakrejo dan rizki semakin berlimpah,” ungkapnya, Senin (14/07/2025).

Para nelayan juga diberi pesan untuk selalu memperhatikan keselamatan saat melaut dan mematuhi peraturan yang berlaku.

“Festival ini merupakan ungkapan syukur para nelayan atas melimpahnya hasil tangkapan ikan.Semoga festival ini terus berlanjut dan memberikan berkah bagi masyarakat setempat,” jelasnya.

Selanjutnya ujub atau doa selamatan oleh sesepuh pini sepuh Desa Tambakrejo Mbah Sangkrah.

Para pengunjung menyaksikan ritual atau doa menjelang kegiatan larung tumpeng nasi buceng dan tumpeng hasil bumi ke laut.

Puluhan nelayan berjalan mengikuti empat orang yang memikul sesaji pada wadah berupa miniatur perahu jukung berukuran panjang menuju ke sebuah perahu yang sandar Pelabuhan Tambakrejo.

Dibantu sesama nelayan yang sudah bersiap di atas perahu, mereka menaikkan sesaji berisi dua tumpeng atau gunungan setinggi sekitar 1 meter. Sesaji itu dinaikkan ke atas perahu.

Perahu pembawa sesaji itu pun bergerak memulai misinya melarung sesaji. Perahu nelayan lainnya mengikuti perahu pembawa sesaji dari belakang, bergerak keluar dari area terminal pelabuhan, menerjang gelombang menuju ke laut lepas samudra, tempat sesaji akan dilarung.

Tak terkecuali, perahu motor berisi personel Badan Keamanan Laut, Kepolisian Air dan Udara, dan Pangkalan TNI Angkatan Laut turut mengawal hingga ke lokasi pelarungan sesaji.

Ribuan orang menyaksikan arak-arakan perahu itu dari area pelelangan ikan yang menghadap ke terminal pelabuhan.

Ratusan lainnya menyaksikan ritual tahunan nelayan Tambakrejo yang mereka sebut dengan Tradisi Petik Laut dari atas dinding batu pemecah gelombang yang melindungi terminal dari hempasan tingginya ombak laut selatan.

Sementara dari panggung hiburan yang ada di depan tempat pelelangan ikan, lantunan lagu-lagu campursari dengan iringan musik perpaduan gamelan dan dangdut terus terdengar. ( Ayu )