Terkait Pencairan Tukin Pegawai, Kantor Kemenag Ngawi Tuding Kanwil Salah Data
Ngawi, megapos.co.id – Pemerintah lewat Kementrian Agama (Kemenag) akhir-akhir ini menggelontorkan dana kesejahteraan PNS, terutama buat guru madrasah yang dinamakan tunjangan kinerja (Tukin). Namun dalam praktiknya diduga banyak terjadi kekeliruan dan menimbulkan kegaduhan.
Kekeliruan itu misalnya alamat yang tertera di buku rekening pencairan salah. Penerima yang harusnya beralamat di Kecamatan Kedunggalar menjadi kecamatan lain. Begitu pula kisaran nominal dana misalnya menerima Rp 6 juta cuma menerima Rp 2 juta. Sedangkan yang seharusnya menerima Rp 30 juta cuma menerima Rp 3 juta.
Hal tersebut diakui oleh Kasubag Mapenda Kantor Kemenag Kabupaten Ngawi Drs. Moh. Wahib, M. Pdi, ketika dikonfirmasi di ruang kerjanya Rabu (30/1/2019). “Iya memang terjadi kekeliruan seperti itu, namun sudah diselesaikan kemarin,” katanya.
Ketika disinggung di mana letak awal permasalahan itu, Wahib mengatakan bahwa pendataan tentunya ada di Penma atau pendidikan madrasah. “Ini menjadi pengalaman bagi kita untuk membenahi nantinya. Silakan croscek saja di kasi penma,” urainya.
Di waktu yang sama Yasmani. M. Pdi Kasi Penma ketika dikonfirmasi hal itu juga mengakui ada kekeliruan, namun dia berdalih bahwa hal tersebut bukan merupakan kesalahannya. “Ini kesalahan Kanwil Kemenag Provinsi Jatim. Kalau mau cek, silakan ke Surabaya,” ujarnya.
Ditambahkan, hal itu sudah diselesaikan setelah 2 hari penerimaan dengan cara dikumpulkan di aula. Semua didata, dicocokkan dengan data base yang ada dan dikembalikan pada yang sebenarnya, penerima secara manual atau tranfer antar rekening.
Hal tersebut tentunya menimbulkan tanda tanya besar di benak publik. Bagaimana bisa administrasi institusi negara yang harusnya kredibel, akuntabel, profesional, yang notabene pegawai yang mengemban tugas sudah dibekali berbagai kepelatihan dengan menggunakan uang negara, kok bisa terjadi kesalahan fatal hampir separo dari total penerima Tukin, yakni 1.200 orang dengan penerimaan sejak tahun 2015 sampai sekarang itu.
Reporter : Budiono
Editor : M. Hartono